Langsung ke konten utama

Ditengah tengah 2.1 (teman seperjalanan)

Rasa penasaranku semakin hari semakin tumbuh. Ada hasrat lebih untuk diriku. Aku ingin mencoba memasukan kontolku kedalam anus. Aku ingin merasakan kontolku dijepit anus. Aku ingin menggesek gesek anus dengan kontolku.  Beberapa kali aku meminta Paman untuk menjadi betinaku tetapi dia selalu menolak. Dia selalu berkelit kalau belum siap untuk bersenggama denganku. Sekerasa aku berusaha sekencang itu pula Paman menolak. Sepertinya Paman tidak menyadari kalau libidoku sama tinggi dengannya. Setiap hari dekat dengannya membuatku tak tahan untuk bersanggama dengannya!

Aku kecewa dengan penolakan Paman. Tetapi aku tak berkecil hati . Aku mulai mencari tahu soal lelaki. Aku mulai aktif menonton film porno khususnya lelaki. Aku kecanduan melihat anus disosodok kontol!  Ternyata dunia digital menjadi gerbang untuk diriku mengenal dunia lelaki lebih jauh. Lewat sebuah media yang khusus berisis lelaki suka lelaki aku melihat banyak orang orang yang seperti diriku.

Semua pertanyaan dalam kepalaku akhirnya sedikit demi sedikit bisa terpecahkan. Karena dari media itu aku mengenal seorang teman. Namanya Aldi,umurnya lebih muda dariku. Setelah obrolan singkat,kami melanjutkan untuk bertemu.

Kami bertemu ditempat ngopi. Aldi tiba sesuai janji. Saat bertemu dengannya aku sedikit kaget karena ada sesuatu yang lain dari dirinya,menurutku ia agak sedikit "lentur". Sebaliknya,Aldi malah cenderung friendly dan supel. Tak berapa lama basa basi kamipun sudah menciptakan obrolan. Aldi itu termasuk orang yang ceplas ceplos. Apalagi saat ia mengetahui jati diriku yang masih polos.

Hal pertama yang ia coba jelaskan adalah TOP & BOT. Aldi menyuruhku untuk menjelaskan 2 kata itu. Aku yang memang benar benar polos tidak mengetahui artinya. Aldi geleng geleng dan tidak percaya. Aku bersikukuh bilang tidak tahu karena memang tidak tahu. Lalu Aldi menjelaskannya. Top adalah orang yang menyodok dan Bot adalah orang yang disodok. Ia memperagakan dengan jarinya,aku tersenyum. Menurut Aldi dari seluruh ceritaku,aku itu top. Tapi Aldi memintaku jangan senang dulu karena bisa jadi nanti aku jadi VERSETILE atau menyukai menjadi top dan bot. Karena berhubung aku belum pernah diewe jadinya masih berstatus TOP.

Aku agak sedikit bingung mendengar penjelasannya karena aku berpikir yang  ngentot dan dientot itu sudah paten,tidak akan berubah rubah. Misalnya,aku pertama kali merasakan seks yang dengan pantat Pamanku dan dari situ aku ingin memasukan kontolku kedalam anusnya. Apa mungkin aku akan meminta Paman untuk memasukan kontolnya kedalam anusku?. Aldi dengan yakin menngiyakan pertanyaan yang menggelayut dipikiranku. Contohnya Pamanku,ia itu lelaki yang terbiasa mengentoti memek tetapi kenapa saat anusnya dikorek korek dia tidak marah malah meminta lagi dan lagi. Alasanku karena Paman impotensi ditolak oleh Aldi. Menurutnya,Pamanku itu memang suka disodok sodok tetapi tidak dientot. Karena lelaki juga bisa merasakan nikmat jikalau anusnya dipijit,bukti ilmiah katanya Aldi.

Aldi menyuruhku untuk tidak terlalu buru buru mencari tau. Karena nanti aku akan menemukan sendiri seks dengan lelaki seperi apa.

Perjumpaanku dengan Aldi banyak memberi sesuatu yang baru. Aldi memintaku untuk jangan sungkan jikalau butuh teman ngobrol. Sebetulnya Aldi merasa heran dengan awal perjumpaanku suka dengan lelaki. Jarang jarang keponakan bermain anus Pamannya. Cukup gila menurutnya!

Berkenalan dengan Aldi memberiku cukup ruang. Sepertinya memang perlu memiliki teman karena banyak cerita dalam hidupku yang tidak bisa sembarangan diceritakan. Walau sebetulnya aku tidak pernah bertemu orang dengan tipikal seperti Aldi. Aku tidak begitu terganggu dengan kelenturannya dia. Toh kami sekedar nongkrong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak-bapak disodok

Akhir pekan aku punya janji temu dengan 2 orang. Yang pertama adalah Pak Chandra seorang duda dengan perawakan chubby dan kulitnya putih. Senyumnya sungguh imut. Aku mengenalnya dari facebook. Yang kedua adalah Pak Burhan seorang pensiunan tubuhnya tambun dan berbulu. Tampangnya garang. Kami berkenalan dari aplikasi. Mereka berdua memang tipeku, sama sama dewasa dan seumuran. Memang semenjak dahulu aku menyukai pria yang lebih tua. Pernah sesekali mencoba dengan brondong tetapi tidak klop. Kami janjian jam 1 siang dirumahku. Pak Burhan sampai terlebih dahulu. Katanya dia sempet nyasar tadi. Hatiku kegirangan saat melihat Pak Burhan melangkah masuk. Karena foto dan aslinya lebih cakep aslinya. Tanpa disuruhpun libidoku langsung tinggi! Ditengah obrolanku dengan Pak Burhan terlihat mobil berhenti tepat dirumahku. Rupanya itu Pak Chandra. Lagi-lagi aku girang! Pak Chandra benar imut adanya. Tubuhnya montok, putih, bersih. Pasti enak kalau dipeluk! Pak Chandra kaget saat masuk kedalam

SUKMA

Selesai. Lalu mereka bertiga berciuman. Lidah mereka saling menempel,bibir mereka saling berpagutan. Sukma sudah telentang pasrah. Lobang anusnya ditusuk-tusuk oleh mertuanya dan Pak Arman mengemut biji pelernya. "Saya sudah gak tahan Pak.. pantat saya udah kebelet disundul kontolnya Dek Sukma..." Ucap Pak Farid. Pak Arman mengoleskan pelumas yang banyak. Karena jelas kontolnya Sukma besar ukurannya. Anusnya Pak Farid diregangkan oleh jarinya Pak Arman. Sukma melihat mereka sambil mengocok kontolnya. Sebentar lagi dirinya akan menjebol anus mertuanya! Pak Farid diatas perutnya Sukma. Kontolnya Sukma tepat dibibir anusnya Pak Farid. "Pelan-pelan ya Dek..." dirinya mendorong pantatnya agar kontolnya Sukma masuk semua. Sukma memilin pentil mertuanya agar tak terlalu pedih. Pak Farid menengadah saat seluruh batang kontol itu masuk semua sampe mentok. Pak Arman rebahan disebelahnya Sukma "Lihat tuh Pak Farid sampe merem melek gitu" Lalu mereka

PAK RUSLI

1. Saya pergi ke pos ronda didepan lapangan bulu tangkis. Malam agak sepi sehabis hujan. Hanya ada Pak Rusli yang sedang melamun. "Tumben sepi... pada kemana nih...?" Ucapku yang disambut dengan wajah muram oleh Pak Rusli. Biasanya kami Bapak bapak suka berkumpul disini dan untuk malam akhir pekan kami bermain bulutangkis dan berlanjut main kartu remi. Tapi malam ini hanya saya dan Pak Rusli. Saya ajak dia main catur diapun enggan. Terlihat dari wajahnya kalau ia sedang pusing. "Rokok Pak..." saya sodorkan Gudang garam. Ia ambil sebatang. Disusul bercerita soal masalah dirumah. Walau saya rasa dia ragu ragu untuk membicarakan masalah pribadi. Saya hanya mendengarkan sambil memandanginya. Ternyata lumayan pelik juga masalah yang menimpanya. Sampai sampai Pak Rusli tidak merasakan hawa dingin yang menusuk. Ia masih diselimuti kemelut rumah tangga. Awalnya saya fokus mendengarkan tetapi pada akhirnya buyar! Kenapa,karena celana pendeknya Pak Rusli bolong dida